Minggu, 22 Januari 2023

Novel Gajah Mada, Langit Kresna Hariyadi

Novel Gajah Mada karya Langit Kresna Hariadi (sumber : Google)


Novel Gajah Mada karya Langit Kresna Hariadi ini merupakan karya fiksi yang menuturkan kisah raja-raja tanah Jawa, khususnya Kerajaan Majapahit, dengan cara yang sangat menarik dan tidak membosankan.

Diawali dengan pemberontakan Rang Kuti yang hampir menewaskan Prabu Jayanegara, Langit Kresna melukiskan karakter Gajah Mada dengan sangat kuat.

Buku seri pertama Gajah Mada yang berjudul Makar Dharmaputra ini,  menggambarkan dengan baik tentang kecerdasan dan ketangguhan Gajah Mada.

Saat itu, kedudukan Gajah Mada masih rendah, hanya seorang bekel. Namun karena mengepalai pasukan khusus bhayangkara yang bertugas melindungi raja, ia bersama pasukan khusus mampu menghentikan pemberontakan Rang Kuti sekaligus menyelamatkan Sang Prabu.

Sayangnya di ujung cerita, setelah beberapa waktu memulihkan kondisi kerajaan, ibukota Majapahit yang rusak akibat pemberontakan Rang Kuti, Sang Prabu Jayanegara wafat akibat racun yang diberikan tabib istimewa. 

Pada novel seri kedua, Langit Kresna menuturkan tentang kisah cinta dan intrik di sekitar istana terkait peralihan kekuasaan sepeninggal Prabu Jayanegara. Peran Gajah Mada semakin penting dengan dengan kepercayaan yang diberikan oleh Ibu suri  Gayatri dan ratu kembar, Tribuana Tunggadewi dan Dyah Wiyat.

Seri kedua ini memiliki daya tarik tersendiri, karena lebih kental nuansa fiksinya. Para Sekar Kedaton digambarkan begitu manusiawi, lengkap dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Juga memiliki kisah cinta yang tak mudah. Imajinasi penulis berkembang begitu bebas, namun demikian, tetap berada dalam koridor sejarah.

Harta karun peradaban, serial Gajah Mada karya Langit Kresna Hariadi. (Dok.pri)


Langit Kresna tentu melakukan riset yang tidak main-main, saat menuliskan kisah-kisah ini.  Ada tanggung jawab moril, untuk menuliskan sejarah agar tak lenyap di belantara waktu dan ketidakpedulian generasi muda.

Pada novel ketiga Gajah Mada, Hamukti Palapa, Langit Kresna menuturkan tentang kemelut pemberontakan dan kemarau panjang yang menggelisahkan. 

Kisah cinta para tokoh penting dalam setiap seri yang berkesinambungan menjadi pemanis dan membuat dada turut berdegup. Ini merupakan salah satu daya tarik novel ini, yang dituturkan dengan rapi dan manis, membuat pembaca seakan masuk ke dalamnya.

Peran Gajah Mada pun semakin penting, banyak keputusan penting yang diambil berdasarkan pemikiran Gajah Mada. Sehingga akhirnya, Gajah Mada diangkat menjadi Mahapatih. Pada saat itu, terucaplah Sumpah Palapa. Bahwa Gajah Mada tidak akan bersenang-senang, sebelum seluruh wilayah Nusantara bersatu di bawah naungan Majapahit.

Dibawah kendali Mahapatih Gajah Mada, kerajaan Majapahit berkembang sedemikian luas. Kekuatan maritim yang dibangun Gajah Mada mampu menyatukan kerajaan-kerajaan dari timur hingga ke barat. Kecuali Sunda Galuh.

Perang Bubat, sejarah kelam akibat fitnah dan kerasnya ambisi Gajah Mada (dok.pri)


Pada seri keempat Perang Bubat, Gajah Mada menemui kenyataan pahit, bahwa tidak semua hal bisa diraihnya. Kerja kerasnya menyatukan wilayah di Nusantara, berantakan karena ulah pengikut garis kerasnya yang menciptakan Perang Bubat.

Perang ini tidak hanya menyakitkan bagi kerajaan Sunda Galuh, melainkan juga menikam hati Hayam Wuruk dan rakyat Majapahit. Gajah Mada pun kehilangan jabatannya sebagai Mahapatih setelah 20 tahun berkuasa.

Dipecatnya Gajah Mada dari pentas pemerintahan, membuat pemberontakan-pemberontakan marak terjadi. Begitu juga gesekan-gesekan yang terjadi akibat perbedaan agama yang dianut masyarakat.

Gajah Mada menyendiri membangun padepokan yang jauh dari pusat pemerintahan. Membantu masyarakat sekitarnya untuk berkembang dan produktif.

Seri kelima ini juga dibayangi pembunuhan terhadap keluarga kerajaan sebagai bentuk balas dendam akibat meninggalnya Dyah Pitaloka beserta kedua orang tuanya dalam perang Bubat.

Sarat dengan tokoh-tokoh fiktif yang menarik, seri kelima yang berjudul Gajah Mada, Madakaripura Hamukti Moksa ini ditutup dengan ending yang tak terduga. Secara keseluruhan, seri kelima ini adalah kompromi yang menyejukkan semua pihak.

Madakaripura Hamukti Moksa, seri terakhir yang kompromis dan menyejukkan (dok.pri)

Selamat jalan Langit Kresna Hariadi, namamu abadi dalam karya. Semoga novel fiksi sejarah ini membawa kebaikan dan bermanfaat serta menjadi amal jariyah di negeri abadi. Aamiin


Sabtu, 21 Januari 2023

SCK, Cahaya Di Tengah Gulana

Bunda Yeni, founder SCK (Sinergi Cahaya Kamil)

Pagi masih begitu ranum dan basah. Sisa gerimis menyisakan gigil yang membuat tubuh malas untuk bergerak. Namun tidak demikian dengan Bunda Yeni, founder SCK (Sinergi Cahaya Kamil) yang tengah berada di lokasi pengungsian, pasca gempa Cianjur 21 November 2022 silam.

Tak ada waktu untuk bermalas-malasan. Agenda masih sangat padat. Masih banyak lokasi-lokasi pengungsian yang membutuhkan bantuan logistik. Kehadiran SCK, sebagai perpanjangan tangan orang-orang baik yang peduli sesama, sangat dinantikan.

Ditemani gempa-gempa kecil yang sesekali menggoyang Cianjur dalam skala rendah, Bunda Yeni bersama relawan  SCK bergegas menyiapkan sarapan untuk para korban gempa Cianjur. Dilanjutkan dengan koordinasi untuk menyerahkan bantuan baik berupa barang, uang tunai atau pun bahan makanan ke lokasi-lokasi pengungsian.  Ada dua ribu lebih jiwa (tersebar di berbagai titik lokasi pengungsian) yang mendapatkan bantuan dari Sinergi Cahaya Kamil.

Selama berhari-hari, Bunda Yeni menyisir lokasi-lokasi bencana.  Melihat dan berinteraksi langsung dengan masyarakat yang terpapar  bencana gempa Cianjur sambil menyalurkan berbagai bantuan. Tidak hanya bantuan material berupa sembako, SCK juga bergerak sebagai gerakan amal yang ramah anak. Salah satunya dengan cara memberi perhatian khusus untuk anak-anak dan pendampingan.

Pembawaan ceria Bunda Yeni membuat suasana di pengungsian menjadi hangat dan bersemangat. Meski pun sudah ratusan gempa susulan terjadi (menurut BMKG, 406 gempa terjadi hingga 9 Desember 2022) senyum-senyum mulai menghiasi wajah anak-anak dan orang dewasa setiap kali melihat sosok founder Sinergi Cahaya Kamil itu. Sungguh benar, energi positif itu seperti cahaya yang mampu menyibak gelap yang paling gulana sekali pun.

Bunda Yeni dan relawan SCK  di posko gempa Cianjur


Yuk, mengenal SCK, Sinergi Cahaya Kamil 

SCK awal mula didirikan pada bulan Februari 2017 dalam bentuk
komunitas sosial. Kemudian seiring  perkembangan dan perjalanan waktu, gerakan sosial ini berkembang menjadi sebuah lembaga yayasan sosial yang telah resmi dan sah serta berbadan hukum,
pada tanggal 04 Februari 2022. Bertempat di Kelurahan Sumberjaya,
Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

Bersama ibu-ibu tetangga, relawan SCK Squads di sekitar rumahnya, Bunda Yeni  semangat bergerak menebar manfaat.  Yayasan sosial yang dimotori oleh Bunda Yeni ini, menjangkau berbagai lapisan masyarakat yang membutuhkan bantuan, lembaga organisasi/instansi lain yang memerlukan support bantuan sosial di berbagai daerah, dengan melakukan sinergi dengan berbagai lembaga sosial/instansi pemerintah dan lainnya.

Memberikan yang terbaik, adalah kebanggaan SCK

Berbagai kegiatan sosial SCK yang telah dilakukan di antaranya
adalah; berbagi sembako, pembuatan sumur masjid/mushola,
pembagian makanan pada Panti Asuhan, Pondok Pesantren, Yayasan
Sosial ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa), masjid-masjid, yatim piatu dan juga para pejuang keluarga di jalanan, pemulung, Pembagian Mushaf Quran, Khitanan
Gratis, Santunan Yatim, Lansia Dhuafa dan lain sebagainya.

Tidak hanya di dalam negeri, SCK juga turut aktif  menyalurkan bantuan hingga ke luar negeri. Seperti kegiatan pembagian roti dan air bersih bagi para korban perang di wilayah perbatasan, kamp-kamp pengungsian seperti di Suriah, Palestina. Juga mengadakan kegiatan Qurban Idul Adha di Afrika.




Membahagiakan anak yatim dengan wisata ke Water Boom Lippo Cikarang

Bersama para santri dan santriwati di pondok-pondok pesantren.

 

Melaksanakan kegiatan qurban pada Idul Adha di Uganda.

Tebarkan Kasih Sayang Pada Sesama Bersama SCK

Pernahkah mendengar pepatah yang mengatakan, sayangilah yang di bumi, maka yang di langit akan menyayangimu?

Yup.
Jika kita ingin Pemilik Al Arsyi, yang bertahta di langit tertinggi menyayangi kita, bukankah salah satu caranya adalah dengan cara menyayangi semua makhluk Nya yang ada di bumi?

Bukankah Allah SWT akan tersenyum, jika kita membuat hamba-Nya tersenyum bahagia dan terbebas dari kesulitan yang menghimpitnya?

"Perumpamaan orang-orang yang mendermakan (shodaqoh) harta
bendanya di jalan Allah, seperti (orang yang menanam) sebutir biji yang
menumbuhkan tujuh untai dan tiap-tiap untai terdapat seratus biji dan Allah
melipat gandakan (balasan) kepada orang yang dikehendaki, Allah Maha
Luas (anugerah-Nya), lagi Maha Mengetahui”. (QS. Al-Baqoroh:261)

"Saling tolong menolonglah kamu dalam melakukan kebajikan dan taqwa.
Dan jangan saling menolong pada perbuatan yang dosa dan kejahatan." (QS. Al-Maidah : 2)

Paket buah untuk ODGJ di panti sosial Pajar Berseri 


Untuk menebarkan kasih sayang pada sesama, bisa lho dengan cara menitipkan donasi kemanusiaan ke yayasan sosial ini.

Rekening donasi : 7192920137
Bank Syariah Indonesia (BSI) an. Sinergi Cahaya Kamil.

Info dan konfirmasi :
https://wa.me//6281213751742

Oya, karena pada saat ini Bunda Yeni tengah diuji dengan sakit, mohon doa tulusnya untuk sesembuhan beliau ya.
Jazaakillah khoiron katsiro...




Jumat, 20 Januari 2023

Monas, Wisata Edukasi Murah Meriah


Monas, wisata edukasi yang murah meriah (dok.pri)

Konvoi kendaraan roda dua beriringan menembus gerimis tipis menuju stasiun Tambun. Rombongan emak-emak ini berencana mengadakan wisata edukasi murah meriah menuju Monas di Jakarta, untuk mengisi liburan sekolah anak-anak.

Monas memiliki daya tarik tersendiri. Berdiri tegak dengan lidah api keemasan yang mengagumkan, memandangnya dari kejauhan, rasanya tidak akan pernah cukup. Apalagi sebagai penduduk dari Planet Bekasi, yang jaraknya 'hanya' selemparan batu dari ibukota, rasanya amat lucu jika anak-anak tidak pernah sekalipun mengunjungi monumen perjuangan ini.

Itu alasan pertama.

Alasan kedua,  naik KRL dari St. Tambun menuju Monas, adalah pengalaman berharga yang kelak akan menjadi kenangan indah saat anak tumbuh dewasa. Harapannya sih seperti itu.

Alhamdulillah. Sesuai ekspektasi, perjalanan itu memang seru. Meski berdempet-dempetan di KRL. (Ya maklum, namanya juga moda transportasi rakyat. Tiket bolak balik St. Tambun ke kota cukup top up tiket 10K per orang. Bisa juga menggunakan e toll)

Selain itu juga ada beberapa kejadian --yang jika diingat-- terasa lucu. Misalnya saat salah naik kereta. Dan berjalan kaki jauh dari St. Gondangdia menuju Monas, akibat kurangnya informasi. Namun karena beramai-ramai, dan banyak melihat hal-hal baru, perjalanan itu terasa menyenangkan bagi anak-anak.

Pengalaman pertama naik KRL (dok.pri)


Sesampainya di Monas. Rasa lelah itu seakan  terbayar lunas. Disambut deretan kios-kios souvernir yang berjejer rapi  menawarkan aneka suvenir dengan harga terjangkau dan kualitas yang baik,  membuat hasrat belanja menggebu-gebu. Kalau nggak nahan diri, bisa kalap. Serius.

Memasuki taman Monas adalah memasuki ruang terbuka hijau yang bersih dan asri. Pohon-pohon yang terawat (ada plang nama disetiap pohon, membuat anak-anak belajar mengenal ciri-ciri khas pohon tersebut).

Rumput-rumput yang terpangkas rapi, tempat-tempat sampah yang tidak sulit ditemukan, serta petugas kebersihan yang tak malas bekerja, membuat kebersihan area taman terjaga.

Bersantai ngobrol di bawah pohon-pohon rindang saja sudah demikian menyenangkan rasanya. Namun perjalanan tidaklah lengkap jika tidak memasuki  Monumen Nasional yang mengagumkan itu.


Salah satu hal menarik yang membuat anak-anak antusias dalam perjalanan. (Dok.pri)


Untuk memasuki monumen pengunjung tak perlu berjalan kaki terlalu jauh. Cukup berdiri tertib menunggu kereta wisata yang datang menjemput di halte yang disediakan. 

Satu kereta memiliki 3 gerbong gandeng yang setiap gerbongnya bisa menampung hingga 20 pengunjung. Kenyamanan terjaga karena setiap penumpang harus mendapatkan kursi dan tidak boleh berdesakan di dalam gerbong.

Oya, kereta wisata ini, free, alias gratis, hanya untuk pengunjung yang ingin memasuki museum. Bukan untuk berkeliling. Keren ya fasilitasnya?

Tiket  Masuk Monas Murah Meriah

Meski awalnya saya sudah memperkirakan tiket masuk ke museum Monas tidak mahal, namun tetap saja rasanya kaget ketika melihat harga tiket masuk yang terpampang di atas loket.

Anak-anak /Pelajar :Rp 2.000

Mahasiswa : Rp 4.000

Umum : Rp 5.000

Jika ingin naik ke atas menara (lidah api) harga tiket :

Anak-anak/Pelajar : Rp 15.000

Umum : Rp 20.000

Note : Jam kunjungan ke menara hanya dibuka dari jam 13.00-14.00.

Oya, jika datang dengan rombongan, biasanya akan ada guide tour yang akan menemani. Diawali dengan informasi tentang tinggi dan luas bangunan serta  menjelaskan perjalanan panjang Bangsa Indonesia ketika melewati diorama-diorama yang menarik,  guide tour juga akan membuka rekaman suara Bung Karno pada saat proklamasi 17 Agustus 1945.

Guide tour ini pun, free. Namun alangkah baiknya jika kita menyelipkan sekadar uang terima kasih atas inisiatifnya menemani dan memandu anak-anak selama berada di museum.

Monas, ikon perjuangan Bangsa Indonesia

Monas didirikan pada tanggal 18 Agustus 1946. Persis setahun setelah kemerdekaan RI. Sebagai monumen perjuangan rakyat Indonesia  yang telah berjuang meraih kemerdekaan.

Monas sendiri secara keseluruhan memiliki tinggi 132 meter. Lidah api terbuat dari tembaga yang dibalut emas  murni seberat 50 kg. Tinggi ruang museum 8 meter yang memiliki arti bulan ke-8 (Agustus). Serta lebar sisi ruang  45 meter, untuk menandakan tahun kemerdekaan 1945.

Museum Monas, berada di lantai dasar. Sebuah ruangan luas yang sejuk dan bersih. (Pengunjung tidak diperbolehkan membawa makanan dan minuman ke dalam museum). Sepanjang sisi museum dipenuhi diorama-diorama menarik. Miniatur tiga dimensi yang melukiskan dengan indah sebuah kisah perjalanan sebuah bangsa.

Ada rasa haru yang menyelinap saat memperhatikan satu demi satu ruang kaca yang bercerita itu.

Diawali dengan sejarah manusia purba, berlanjut dengan kerajaan-kerajaan di seluruh Nusantara beserta tokoh-tokoh penting pada masanya, lalu bergerak ke sejarah datangnya bangsa asing yang menjajah Nusantara.

Kekuatan maritim kerajaan-kerajaan di Nusantara (dok.pri)

 Gajah Mada saat menyatakan Sumpah Palapa untuk menyatukan seluruh wilayah di Nusantara (dok.pri)


Diorama kemudian berkisah tentang perjuangan para pahlawan Nasional di setiap daerah. Lalu perjanjian-perjanjian yang kemudian lahir. Kedatangan Jepang.  Kemerdekaan yang diproklamasikan dan pengorbanan para pahlawan untuk mempertahankan kemerdekaan.

Begitu juga momen-momen penting perjalanan bangsa Indonesia hingga akhirnya diakui negara lain, dan bergerak aktif mewujudkan perdamaian dunia.

Rekaman Suara Proklamator

Jika di lantai satu kita menyaksikan diorama-diorama yang memukau, maka di lantai dua kita akan mendengar suara rekaman pada saat Ir. Soekarno membacakan teks proklamasi.

Rekaman ini tidak setiap saat diperdengarkan. Melainkan hanya pada saat-saat tertentu. Salah satunya jika ada rombongan yang tengah berkunjung. Saat itu biasanya guide tour akan membuka sebuah ruang khusus untuk memutar suara rekaman tersebut.
Bergaya di depan audio rekaman proklamasi (dok.pri)

Selain berisi audio rekaman suara Bung Karno, dinding di bagian tengah juga dihiasi lambang negara, Garuda Pancasila.
Foto bersama di bawah lambang negara (dok.pri)

Pada salah satu sisi, terdapat sebuah kotak besar untuk menyimpan duplikat bendera pusaka Sang Saka Merah Putih.

Pada sisi terakhir dari ke-4 sisi tiang Monas, ada relief yang terbuat dari emas.
Dan, ya, sudah dapat dipastikan itu lokasi yang tepat untuk berfoto bersama.

Foto bersama di bawah relief nusantara

Rangkaian perjalanan seru wisata edukasi murah meriah ini diakhiri dengan sholat dhuhur di mesjid Istiqlal, yang berada di sebelah Monas.

Saran, jika ingin berkunjung ke museum, sebaiknya di pagi hari. Saat  matahari belum menyengat, dan pengunjung belum terlalu padat.

Oya, special thanks tuk emak-emak D4/D5 yang sudah menggagas ide menarik ini dan membuat acara ini menjadi seru dan mengesankan.  Loveee...



 




Senin, 16 Januari 2023

Memperbaharui Kartu Keluarga, Pentingkah?

 


Mengurus KK ke kantor desa


Sejujurnya, saya tidak ingin mengubah KK, Kartu Keluarga. Karena ada hal yang sentimentil berkaitan dengan sebuah nama.

Namun ada hal penting yang mau tidak mau memaksa saya memperbaharui Kartu Keluarga. Jangan sampai hanya karena hati yang belum siap --rasanya tak akan pernah siap -- membuat saya melakukan hal yang tak adil.


Yup, dengan berat hati akhirnya saya putuskan untuk mengganti Kartu Keluarga (KK).

Pangkal masalah ini bermula dari ketidaktahuan. Dulu, saya mengira tidak apa-apa menyingkat nama anak di kolom KK. Selama di akte kelahiran tertulis nama lengkap, maka secara hukum sudah sah untuk ijazah dan lain-lainnya.

Ternyata tidak.

Nama anak yang disingkat di KK akan berdampak pada ijazah dan kartu tanda penduduk (KTP), serta surat keterangan lainnya. Karena di dukcapil yang tercantum adalah nama sesuai dengan apa yang tertulis di KK. Ini terjadi pada salah satu anak saya.

Walhasil, saya pun harus segera mengubah singkatan M,  menjadi Muhammad, agar sesuai dengan akte untuk keperluan ijazah SMA anak saya.

Mengganti KK artinya memperbaharui data yang ada, disesuaikan dengan kondisi saat ini. Termasuk menghapus nama Muharik (anak saya yang sudah berpulang menemui Rabb-nya 2 tahun yang lalu).

Rasanya sesak.

Saya tahu, menghapus nama Muharik dari KK tak akan membuatnya hilang dari ingatan dan doa.

Namun, menyadari bahwa tak ada lagi namanya dalam daftar anggota keluarga, rasanya tetap menyisakan lubang dalam. Seolah-olah saya dipaksa untuk menghadapi kenyataan, bahwa Muharik sudah betul-betul pergi. Bukan hanya sekadar pergi.

Layanan Publik Yang Keren

Sedikit banyak saya terhibur dengan layanan publik yang cepat, tertib, dan mudah. Mengejutkan juga sih.

Jika sebelumnya saya membayangkan kerumitan prosedur dari tingkat kelurahan hingga kecamatan. Dari antrian yang padat dan semrawut, berjejalan di ruangan terbatas untuk menunggu antrian, seperti yang sudah-sudah, ternyata kali ini tidak begitu. 

Saya terkejut mendapati kantor desa yang buka tepat waktu. Jam 08.00. Tidak kurang, tidak lebih. 

Kantor desa buka tepat jam 08.00


Petugas kelurahan yang baru saja masuk kantor sesaat pintu dibuka itu langsung melayani keperluan saya. Setelah melihat surat pengantar dari RT/RW, petugas mengambil berkas untuk membuat KK. Mencoret-coret beberapa kolom, dan meminta saya melengkapi kolom-kolom kosong yang tersedia.

Hanya butuh waktu sekitar 5 menit saja di kantor kelurahan. Oya, saya sengaja datang pagi. Sebelum kantor desa dibuka, jadi dapat  antrian no. 1. Namun, jika melihat kesigapan petugas kelurahan, saya yakin tidak akan banyak antrian di belakang.

Setelah mengisi sendiri berkas-berkas pengajuan KK baru dari kelurahan, saya pun melanjutkan perjalanan menuju kantor Kecamatan Tambun Selatan berjarak sekitar 6-7 Km dari rumah saya.

Hari masih pagi, baru jam delapan lewat. Jika sebelumnya antrian sudah berjubel di ruang tunggu ataupun di halaman, kali ini tidak.

Tidak ada antrian yang mengular. Tidak ada desak-desakan di ruang tunggu.  Kantor kecamatan tampak lengang dan cenderung sepi.

Saya bahkan sempat mengira, kantor kecamatan tutup jika tidak melihat pintu yang terbuka.

Setelah masuk, beberapa langkah dari pintu, ada meja resepsionis. Bapak-bapak  petugas menanyakan keperluan saya. Setelah memberikan nomor urut, bapak petugas langsung mengarahkan ke loket mana saya harus menuju.

Saya dapat antrian No. 11. Tapi di loket yang saya tuju hanya tampak kursi-kursi kosong berjejer rapi. Hanya ada satu orang yang tengah sibuk melengkapi isian berkasnya. Saya langsung mendapat giliran maju untuk menyerahkan berkas. Oya, seperti di kelurahan, petugas di kecamatan pun tak kalah sigap. Jumlahnya pun jauh lebih banyak. Tak heran jika tak ada antrian yang memusingkan kepala.

Penting untuk diketahui,  ketika kita ingin mengganti KK, selain berkas-berkas dari kelurahan yang sudah diisi lengkap, kita juga harus membawa kelengkapan data diri.

Kelengkapan data diri yang harus dibawa, yaitu

1. Fotokopi KTP (Suami-isteri).

2. Buku nikah asli dan fotokopi.

3. KK asli (sediakan juga fotokopian KK, untuk jaga-jaga)

Setelah semua lengkap dan selesai diperiksa, petugas kecamatan kemudian memberikan nota, berisi tanggal kapan waktu mengambil KK tersebut. Yaitu, 2 pekan mendatang.

Selesai. Hanya beberapa menit waktu yang dibutuhkan untuk mengurus KK. 

Secepat itu. Setertib itu pelayanan publik di masa sekarang. Kabar baiknya lagi, semua layanan masyarakat itu gratis. Tidak ada pungutan apapun dari tingkat RT/RW hingga kecamatan. Alhamdulillah....

Semoga bermanfaat.


Kantor Desa Sumberjaya Tambun Selatan Bekasi




Jumat, 28 Oktober 2022

Butuh Healing? Yuk, Menulis...

 

Menulis salah satu cara healing yang efektif (Foto : Fixabay)

Sekarang semakin banyak orang yang menyadari bahwa menulis bisa menjadi salah satu proses healing. Healing dalam arti yang sebenarnya ya, bukan seperti yang sedang nge-tren saat ini. Yup, healing dalam pengertian yang sebenarnya adalah sebuah proses penyembuhan luka batin yang bisa mengganggu emosi seseorang.

Setiap orang tentu memiliki luka batin yang berbeda dalam jangka yang cukup lama. Tidak terkecuali saya. Pengalaman-pengalaman buruk di masa lalu dan tidak memiliki kesempatan untuk mengungkapkan perasaan disakiti, biasanya akan menjadi luka batin yang terus menumpuk seiring perjalanan waktu. Kondisi seperti ini jika dibiarkan tentu akan memengaruhi aktivitas keseharian saya.

Orang-orang yang memiliki luka batin yang dalam cenderung lebih sensitif, sering berpikiran negatif, sulit memberi maaf dan percaya pada orang lain, dan cenderung untuk bersikap cuek  pada lingkungan sekitarnya.

Namun jangan khawatir, ada banyak cara untuk menyembuhkan luka batin ini, salah satunya dengan cara menulis. Menulis bisa menjadi terapi yang efektif untuk proses healing. Sebab ketika menulis, orang akan mengeluarkan seluruh perasaan, baik rasa sedih, kecewa, termasuk mengeluarkan racun-racun yang mengendap di dasar jiwanya.

Sebagai blogger, saya tentu lebih mudah melakukan self healing melalui tulisan. Banyak  peristiwa  dalam kehidupan ini yang bisa membuat kita merasa kecewa, sedih dan marah. Perasaan itu akan larut dengan sendirinya, jika kita mulai menuangkannya dalam bentuk tulisan.

Tulisan-tulisan itu memang bisa menjadi jejak bahwa kita pernah berada di titik yang mengecewakan, pernah disakiti. Namun bersamaan dengan menulis kita, tanpa sadar kita telah meluangkan waktu untuk melakukan hal beberapa hal penting yang bisa menyembuhkan luka batin itu.

Proses Healing Yang Terjadi Selama Menulis

1.      Me Time

Dalam keseharian, menulis menjadi  me time yang spesial dan paling saya sukai. Karena menulis memberi kesempatan untuk bicara pada diri sendiri, meluahkan   perasaan, emosi dan lain-lain.

2.      Mengelola Pikiran

Dengan menulis, secara otomatis kita akan mengelola pikiran dan perasaan hingga lingkungan yang ada pada diri kita. Memilah-milah emosi dan energi mana yang perlu disimpan atau dibuang. Jika menulis menjadi sebuah kebiasaan, tentu kita menjadi pribadi yang jauh lebih tenang, dan berpikir positif.

3.      Memaafkan diri sendiri

Memaafkan diri sendiri atas kondisi di masa lalu yang tak bisa kita ubah, merupakan proses paling penting dalam healing. Meski tidak mudah, namun setelah menumpahkan perasaan melalui tulisan, pelan-pelan kita akan menyadari, bahwa memaafkan itu membuat dada terasa lega. Semua menjadi lebih mudah saat kita memaafkan diri sendiri. Karena memaafkan itu menyembuhkan.

4.      Melakukan kegiatan positif

Banyak manfaat yang didapat dari menulis. Sebagai seorang blogger, selain bisa untuk self healing, menulis membuat kita bisa menyebar manfaat melalui tulisan-tulisan baik. Menginformasikan hal-hal yang berguna bagi orang lain.

5.      Memaknai masa lalu

Menulis tak bisa lepas dari proses mengingat informasi-informasi yang tersimpan di masa lalu. Tak jarang membuat kita mengubah pola pikir dan pandangan terhadap masa lalu. Bahwa tidak semua hal buruk di masa lalu betul-betul buruk. Selalu ada sisi positif dari segala hal. Bukankah apa yang tidak bisa membunuhmu, hanya akan membuatmu lebih kuat?

6.      Penghasilan tambahan

Satu hal yang tak kalah penting, menulis berarti membuka peluang untuk mendapatkan penghasilan tambahan.  Ini salah satu hal yang mendorong saya untuk menulis. Baik di blog pribadi maupun di media sosial.

Selain untuk bersenang-senang, menulis hal-hal baik akan membentuk  personal branding saya sebagai blogger, sekaligus menyehatkan jiwa dan menambah peluang pemasukan. Menulis membuat hidup menjadi lebih mudah untuk dijalani.

Jadi, apakah Anda tertarik untuk menulis atau menjadi blogger? Jangan lupa pilihlah internet provider yang mendukung aktivitas menulis, seperti IndiHome, misalnya.

Kamis, 20 Oktober 2022

Konflik-Konflik Yang Kerap Muncul Di Awal Pernikahan

Konflik dalam pernikahan (Foto : Unsplash)


Dulu, saya memasuki pernikahan dengan segudang teori dan idealisme tentang pernikahan ideal dan konsep-konsep parenting yang sepertinya 'ok banget' untuk dipraktekkan.

Pada kenyataannya, boro-boro mempraktekkan teori, 'membaca' pasangan hidup saja ---yang telah kita pilih sendiri tanpa tekanan dari mana-mana--- rasanya sudah begitu menghabiskan energi. Lantas tergagap-gagap. Lalu kelelahan.  Apatah lagi belajar memahaminya. Itu luar biasa sulit.

Persoalannya menjadi kian rumit, saat ada perbedaan latar belakang, baik pendidikan, ekonomi dan suku budaya.
Hei, nggak bisa dipungkiri, perbedaan-perbedaan ini memiliki pengaruh yang besar pada karakter dan pola komunikas, juga cara berpikir. Hingga pada akhirnya akan mempengaruhi interaksi dengan pasangan. Lalu, diam-diam muncul perasaan, duh kok dia gini sih ternyata? Gak oke banget. 

Maka tak heran, banyak orang tua yang lebih menyukai menantu yang sesuku, atau memiliki banyak persamaan dengan anaknya.
Tujuannya tak lain untuk meminimalisir konflik dalam rumah tangga. 

Jika dalam budaya Jawa dikenal dengan istilah : bebet, bibit, bobot.
Dalam Islam, ada istilah : sekufu.
Adanya kesetaraan atau kesamaan baik dari pemahaman agama,  pendidikan, dan lain-lain.

Maka jangan heran, banyak pernikahan yang diatur atau direstui ortu terasa lebih mudah untuk dijalani. Bagaimanapun adanya persamaan akan memudahkan kita mengendalikan biduk rumah tangga.

Faktor keluarga besar pun ternyata bisa menyumbang konflik dalam rumah tangga yang baru dibangun. Jangan pernah berpikir menikah hanya dengan satu orang saja. Begitu kita menikah, sejatinya kita menikahi keluarga besarnya. Dengan segala permasalahan dan kebiasaannya.

Jangan polos-polos amat memasuki gerbang pernikahan. Cinta saja sungguh tidak cukup, Sayang.

Mengetahui kondisi keluarga calon pasangan akan membantu kita memahami dan memiliki persiapan menghadapi potensi konflik yang muncul di kemudian hari.

Selain faktor di atas konflik yang paling sering muncul pada awal-awal pernikahan adalah anak.

Ya, kehadiran anak selain sebagai perekat suami istri, juga berpotensi menimbulkan perselisihan. Hal ini biasanya dipengaruhi kebiasaan yang dibawa dari keluarga asal sehingga mempengaruhi pola asuh anak.

Misalnya keluarga suami berasal dari lingkungan militer yang keras dan penuh disiplin, sementara istri tidak, ini bisa menjadi konflik saat mengasuh buah hati.

Begitu juga dengan kebiasaan-kebiasaan kecil yang awalnya terasa biasa saja, namun lama-kelamaan menimbulkan rasa jengkel yang terus menumpuk.

Padahal, jika kita sedikit lebih jujur, bukankah kita pun tidak baik-baik amat. Kita pun banyak kekurangan.

Bisa jadi kekurangan yang kita miliki ditutupi oleh kelebihan pasangan. Sebaliknya, kekurangan pasangan pun adalah kelebihan yang ada pada diri kita.

Bagaimana solusi menyelamatkan pernikahan ?

Sederhana saja sih sebetulnya cara menyelamatkan pernikahan pada masa-masa awal ini.

Kuncinya adalah ridho, dan banyak bersyukur

Keluarga besarku (Foto : Pribadi)



Ridho

Dengan ridho, kita akan menerima kelebihan dan kekurangan pasangan.

Ridho akan memudahkan kita meletakkan ego kita, untuk melihat lebih luas tentang masalah yang kita hadapi.

Ridho akan membaguskan hal-hal yang semula tampak buruk di mata kita.

Ridho akan menekan keinginan kita untuk mengubah pasangan menjadi seperti apa yang kita maui.  

Bukankah pekerjaan yang paling melelahkan dan sia-sia itu adalah mengubah pasangan sesuai dengan keinginan kita?

Jika kita menemukan ketidakcocokan dan tidak suka dengan beberapa sifat atau kebiasaannya, bicaralah.
Bicarakan baik-baik.

Karena pernikahan adalah proses belajar seumur hidup. Mau tidak mau, suka tidak suka, keduanya harus tumbuh bersama. Pernikahan harus dirawat bersama-sama, bukan usaha satu pihak saja. Jika hanya satu orang saja yang berusaha mengayuh biduk pernikahan, percayalah, lama-kelamaan ia akan menjadi lelah dan patah.

Banyak Bersyukur

Rasa syukur adalah muara yang melarutkan semua gundah, rasa kesal, dan amarah.

Oase yang mampu meredam rasa letih, sedih  dan sumber energi yang berlimpah.

Maka jangan heran, jika rasa syukur ini hilang, maka sebagus apapun rumah kediaman, selucu apa pun anak-anak, dan sebaik apapun pasangan, yang terlihat hanyalah kekurangannya semata.

Hilangnya rasa syukur, seperti lubang menganga di dasar kapal. Jika tak segera ditutup, cepat atau lambat, kapal akan menemui takdirnya untuk karam.
Jangan pernah kau lepaskan (Foto : Pribadi)



Sekian dulu ya. Terima kasih sudah mampir.
Next akan saya tulis tentang periode lanjutannya.












Selasa, 18 Oktober 2022

Saat Kematian Menyapa, Pertolongan Allah Hadir Melalui Tim Janaiz

Kematian dan pertolongan Allah melalui Tim Janaiz

Segala yang bernyawa pasti akan merasakan  maut. Saat sakaratul maut menjemput, sudahkah kita siap? Aduhai, pembahasan tentang maut selalu membuat saya merinding. Benarlah riwayat yang mengatakan, bahwa kematian adalah sebaik-baiknya nasihat.

Bagi siapa? Tentu bagi yang masih hidup. Bagi kita yang kelak akan menjumpai titik akhir perjalanan di dunia untuk menapaki jalan menuju keabadian.

Banyak cerita-cerita menakjubkan usai berpulangnya seorang hamba kepada Pemiliknya yang sejati. Kisah-kisah kematian yang indah dengan begitu banyak amalan, baik yang disembunyikan, atau ditampakkan. Semua kebaikan itu bermunculan justru saat yang melakukannya telah meninggal. Hingga membuat kita, yang bahkan  sebelumnya tak mengenal sosoknya, dengan ringan hati melantunkan doa untuknya.

Seperti kisah Eril yang masih lekat dalam ingatan kita. Atau Koh Steven yang baru berpulang beberapa hari yang lalu. Mereka menjumpai Rabb-nya dengan membawa amalan-amalan terbaik.

Banyak lagi kisah-kisah ulama, pencari ilmu, pejuang-pejuang yang tulus yang meninggalkan  keindahan dan hikmah setelah kematian.

Begitu juga kisah-kisah getir yang memilukan. Kisah yang hanya bisa kita ambil hikmahnya sebanyak-banyaknya, agar terhindar dari hal yang tak diinginkan. 

Sekali lagi, kematian adalah nasihat terbaik. Yang memaksa kita untuk ingat akan kehidupan abadi di akhirat kelak.

Bukankah akhir hayat ditentukan oleh baik buruk amalan seseorang?

Duh, mengingat ini kerap saya mencurigai hati, mencurigai masa depan. Khawatir dan takut. Lantas diam-diam berdoa semoga Allah menganugerahi husnul khatimah pada saya dan orang-orang yang saya sayangi. Aamiin Ya Allah...

Hak Orang Yang Meninggal

Begitu banyak nasihat yang bisa kita ambil sebuah kematian. Lalu bagaimana dengan orang yang sudah meninggal? Apakah mereka masih memiliki hak ketika ruh sudah terpisah dari raga? Hak apa yang didapat setelah kematiannya?

Islam adalah agama yang indah dan sempurna. Tentu saja perihal hak ini mendapat perhatian khusus.

Hak seorang muslim yang wafat merupakan fardhu kifayah bagi umat Islam. Kewajiban yang harus dilakukan oleh umat Islam, dan menjadi gugur manakala ada sebagian yang bersedia melakukannya. Jika tidak ada, maka berdosalah masyarakat di sekitarnya. 

Tidak sebatas datang dan mendoakan, melainkan mengurus jenazah dari membersihkan jasad, memandikan, mengafani, hingga menyolatkan dan mengantarkan hingga ke liang lahat.

Sungguh Allah Maha Adil, pahala yang dijanjikan untuk orang yang tulus membantu prosesi ini dari awal hingga akhir adalah emas seberat gunung Uhud. Masya Allah.

Dana Sumbangan Kematian

Alhamdulillah, di perumahan kami tim janaiz sudah terbentuk sejak awal. Sejak dibentuk RT dan RW serta DKM, tak lama kemudian dibentuklah badan khusus untuk mengurusi masalah kematian warga. Termasuk mengadakan pelatihan-pelatihan janaiz bagi warga perumahan.

Berawal dengan mengumpulkan dana sumbangan kematian sebesar Rp 500,00 per kepala/ bulan.

Dari uang sekecil itu ---yang bahkan tak cukup untuk membeli sebutir permen--- Pengurus Janaiz membelikan semua perlengkapan untuk keperluan janaiz. 

Ada yang menjadi perlengkapan  jangka panjang panjang, seperti : keranda,  tempat memandikan jenazah (yang dirancang khusus), handuk, kain panjang, ember besar, gunting serta kain hijab  untuk memastikan ruang pemandian jenazah betul-betul terjaga dari pandangan luar.

Adapun perlengkapan jangka pendek, berkaitan dengan kebutuhan jenazah. Seperti kain kafan, kapur barus, kayu Cendana, kapas, dan tikar. Juga shampo, sabun dan segala perintilan pengurusan jenazah.

Bahkan dari uang 500 perak itu, digunakan untuk membeli tanah makam dan memastikan jenazah diurus hingga proses pemakaman selesai. Termasuk menyediakan ambulan hingga ke makam.

Masya Allah, dari uang sekecil itu, hak jenazah ditunaikan dengan baik. Alhamdulillah.

Indahnya Guyub antar Warga

Tak berhenti hanya sampai di sana. Warga perumahan akan berbondong-bondong bertakziah. Menyatakan rasa duka cita dan menyisihkan rezekinya untuk keluarga yang ditinggalkan.

Sementara tetangga-tetangga terdekat menyediakan berbagai lauk dan memastikan keluarga yang tengah berduka tidak repot memikirkan urusan makanan, baik untuk keluarga maupun orang-orang yang mengantar hingga ke makam.

Saya rasa ini hal yang amat indah dalam kehidupan bertetangga. Salah satu hal yang amat saya syukuri menjadi bagian dari masyarakat yang guyub.

Apalagi dua tahun yang lalu, musibah itu menerpa kami. Kami kehilangan anak kedua yang sudah beranjak dewasa. Tak terbayangkan jika tidak ada tim Janaiz  dan tetangga yang ringan hati membantu. Menerima kenyataan kehilangan buah hati saja rasanya begitu hancur, apalagi harus mengurus segala macam keperluan Janaiz.

Kangen Mas Muharik, Arsyad mengunjungi makamnya.


Di balik kesedihan, saya pribadi merasakan betul pertolongan Allah melalui tim Janaiz yang begitu tulus membantu. Mereka tak mendapat balasan apapun atas jasa mereka, kecuali balasan terbaik yang sudah Allah janjikan. Insya Allah..... 

Jazakumullahu khoiron katsiro...

Semoga Allah memberikan pahala terbaik dan mewafatkan kita dalam kondisi terbaik, husnul khatimah. Sebaik-baik di penghujung waktu.

Aamiin Ya Allah.





Museum Geologi Bandung, Wisata Edukasi Murah Meriah

Museum Geologi Bandung, wisata edukasi murah meriah (dok.pri) Liburan  paling asyik jika diisi dengan acara jalan-jalan bareng keluarga. Ngg...