Langsung ke konten utama

Priska Yeniriatno, Memberdayakan Masyarakat Melalui Batik Singkawang

 


Memberdayakan masyarakat melalui batik Singkawang (Foto
 

: Instagram Priska)

Batik Singkawang tak bisa dipisahkan dari sosok  Priska Yeniriatno. Perempuan inspiratif berusia 36 tahun ini merupakan pembatik yang tidak hanya berhasil mengenalkan ciri khas batik Singkawang ke dunia internasional, melainkan juga mampu meningkatkan perekonomian masyarakat di sekitarnya.

Rasa cinta kepada batiklah yang menggerakkan Priska untuk berbagi ilmu kepada masyarakat setempat, dengan tujuan melestarikan budaya bangsa, khususnya batik Singkawang, dan meningkatkan perekonomian daerah.

Priska dan Batik

Priska, berbagi ilmu, menularkan rasa cinta pada batik (Foto : Instagram Priska)

Seni membatik dipelajari Priska saat menjalani kuliah semester akhir di jurusan akutansi di  Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Ia mempelajari cara membatik dari salah seorang kerabat ayahnya. Awalnya hanya untuk mengisi waktu senggang. Namun ternyata ia tidak hanya mempelajari tehnik membatik, melainkan  juga diajarkan tentang 'rasa', hal mana yang kemudian menumbuhkan kecintaannya terhadap batik.

Meski sempat bekerja secara formal selama dua tahun sebagai staf akunting di salah satu perusahaan swasta, namun rasa cintanya kepada batik tak kunjung padam, justru menumbuhkan kerinduan yang mendalam. Harapannya tumbuh ketika ada himbauan untuk mengenakan pakaian batik bagi pekerja kantoran dan anak sekolah. Ia menangkap momen itu untuk menata masa depannya.

Setelah mempertimbangkan dengan matang, Priska pun memilih resign dan mulai merintis bisnisnya. Dengan menggunakan tabungan yang dimiliki dan bantuan dari orangtuanya, Priska membeli sebuah rumah yang tak begitu besar di lokasi yang strategis.

Pada mulanya ia menjadikan rumahnya untuk tempat spa sekaligus galeri batik. Namun ternyata galeri batik yang dimilikinya lebih banyak menarik perhatian pengunjung, hingga ia memutuskan untuk menjadikan seluruh rumahnya sebagai sanggar batik.

Di sanggar batik Priska selain bisa memilih dan membeli kain batik yang sudah jadi, pengunjung juga bisa melihat proses kreatif pembuatan batik Singkawang. Saat ini usaha batik yang dimilikinya bahkan menjadi tujuan wisata di Kota Singkawang, Kalimantan Barat.

Galeri Workshop Kote Singkawang

Bersama SMKN 1 Sambas (Foto : Instagram Priska)

Awal tahun 2013 Priska mengenalkan batik Singkawang, sejak itu permintaan pasar terus meningkat.  Menyadari keterbatasan pribadi, ia mulai merencanakan untuk merekrut tim.  Dengan terbentuknya tim dan bertambahnya sumber daya, ia berharap galeri miliknya mampu memenuhi permintaan pasar, sekaligus sebagai upaya melestarikan budaya bangsa, khususnya batik Singkawang.

Maka Priska pun mulai membentuk tim di tahun 2015, dan membentuk Galeri Workshop Kote Singkawang dan mulai memberikan pelatihan pada masyarakat. Fokusnya adalah memberdayakan pengangguran, anak-anak putus sekolah, orang-orang tersisih dari lingkungan sosial karena keluar dari penjara dan para ibu rumah tangga yang membutuhkan penghasilan tambahan.

Pelatihan di Lapas Singkawang ( Foto : Instagram Priska)

Dalam pelatihan itu, Priska tidak saja mengenalkan batik, melainkan juga harus mengajarkan proses pembuatan batik dari awal hingga akhir. Sayangnya, tidak semua yang belajar membatik akan langsung jatuh cinta dengan batik. Dari semula 28 orang yang dibina selama 4 bulan, yang mampu bertahan hingga akhir hanya 8 orang.

Untuk itu Priska terus menumbuhkan motivasi, harapan dan menumbuhkan mimpi-mimpi agar mereka bisa mengejar dan memenuhi kebutuhannya melalui kegiatan membatik. Hingga akhirnya menumbuhkan rasa cinta terhadap batik.

Kerja kerasnya dalam membina dan menularkan hobi membatik ini membuahkan hasil. Para pembatik yang ia latih mampu mengumpulkan pundi-pundi rupiah dan meningkatkan perekonomiannya dari hasil membatiknya. Selain itu para pembatik itu pun berproses jadi pelatih dan menularkan kecintaan terhadap seni membatik.

Meraih Penghargaan SATU Indonesia Awards 

 
Meraih apresiasi SATU Indonesia Awards 2017 tingkat Provinsi ( Foto : liputan6.com/Agustina Melani)

Dengan kiprahnya yang mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya, tidak mengherankan jika Priska terpilih untuk menerima apresiasi SATU Indonesia Awards dari PT ASTRA International tahun 2017 di bidang kewirausahaan.

Setelah mendapatkan apresiasi ASTRA, ia tak berhenti menggaungkan rasa cinta kepada batik Singkawang. Dengan membangun  kampung wisata batik di tiga penjuru, yaitu di Nyarumbkop, Sedau dan Cisadene.

Ketiga kampung batik ini pun berkembang menjadi destinasi wisata. Dengan menjadi tujuan wisata, Priska mampu memberdayakan dan membuka lapangan kerja bagi masyarakat di sekitarnya. Sebagai tujuan wisata, Friska juga menyediakan fasilitas bagi wisatawan yang berkunjung untuk melihat proses produksi batik, menyediakan kain batik siap jual sebagai oleh-oleh, dan menyediakan produk lainnya, seperti : anyaman, tenun, ukiran dan craft.

Ciri Khas Batik Singkawang

Motif Batik Singkawang ini terinspirasi dari rumah suku Dayak (Foto : Instagram Priska)

Setiap daerah penghasil batik biasanya memiliki motif khas daerah masing-masing. Motif ini biasanya diambil ciri khas flora dan fauna yang ada di daerah tersebut, atau bisa juga berdasarkan kebudayaan dan keistimewaan setempat.

Demikian juga dengan batik Kote Singkawang. Prika mengaplikasikan ciri khas Singkawang ke dalam motif batik yang dibuatnya. Seperti anggrek, kultur budaya setempat yang sarat dengan budaya Cina, Dayak dan Melayu. Maka tak heran jika batik Kote Singkawang memiliki corak yang kaya dan memikat.

Dengan motif yang unik dan sarat muatan lokalitas, perjalanan cinta Priska terhadap batik Singkawang semakin bersinar. Tak heran jika batik Singkawang mulai menembus kancah internasional. Berbagai penghargaan yang diraih Priska, menjadi bukti bahwa tak ada kerja keras yang sia-sia, jika didasarkan pada rasa cinta dan keinginan untuk melestarikannya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Akademia LEAD by IndiHome, Solusi Untuk Anak Yang Hobi Game Online

Pentingnya pengasuhan anak agar cerdas bergame online (Foto : Pixabay) Dear Mom, pusing nggak sih melihat anak-anak nge-game online melulu? Sepertinya ini problem yang dimiliki hampir semua orang tua yang memiliki anak usia sekolah. Persoalan ini makin rumit karena pada akhir-akhir ini sistem pembelajaran jarak jauh kembali diberlakukan di beberapa wilayah. Berdalih untuk memudahkan proses belajar, anak-anak memiliki keleluasaan untuk berlama-lama menggunakan gawai. Terlebih jika tersedia jaringan internet cepat di rumah, oh, tentu membuat anak-anak senang menghabiskan waktu untuk bergame ria. Dengan catatan, hal itu terjadi jika orang tua tidak peduli dengan kegiatan anaknya selama di rumah. Beberapa waktu yang lalu, saya sempat berbincang dengan seorang teman, seorang ibu yang berprofesi sebagai   praktisi pendidikan, Lita Edia. Beliau mengatakan, bahwa kita tidak bisa menahan kemajuan teknologi yang mengubah kehidupan kita. Kita tidak bisa membalikkan zaman, tetapi kita bisa m

Cerahkan Desember Dengan Satu Klik, Bikin Semua Lebih Asyik

  Aplikasi terbaru myIndiHome, memudahkan pengguna internet (Foto : Fixabay) Desember tahun ini diawali dengan banyak peristiwa heboh yang menguras emosi dan menimbulkan kesedihan mendalam. Dari kasus bunuh diri seorang mahasiswi di samping kuburan ayahnya yang melibatkan seorang oknum polisi. Kasus yang akhirnya terungkap akibat kegaduhan netizen di media sosial. Sayangnya, keadilan tidak bisa menyelamatkan korban yang telanjur putus asa dan memilih mengakhiri hidupnya. Kesedihan di dunia maya belum sepenuhnya hilang, disusul peristiwa meletusnya gunung tertinggi di Pulau Jawa, Gunung Semeru. Terlalu mengejutkan rasanya. Tidak ada yang bisa mencegah peristiwa alam sehebat gunung meletus, hanya saja kita masih bisa berdoa, semoga erupsi gunung ini tidak terlalu banyak memakan korban jiwa, dan masyarakat bisa segera pulih dan beraktivitas seperti biasa. Tentunya ini memerlukan bantuan dan dukungan semua pihak. Selain peristiwa di atas, ada satu peristiwa yang cukup mempengaruhi

Faiz, Anak Down Syndrome yang Berbakat Jadi Model Cilik.

  Menjadi model dalam balutan beskap produk khas Lelaki Kecil Saya tidak pernah menyangka, Faiz, putra ke-3 Mbak Sri Rahayu akan tumbuh sehat, ceria, penuh percaya diri dan menggemaskan, seperti yang tampak dalam foto-foto yang kerap diunggah ibunya ke media sosial. Saya bahkan hampir tak percaya, ia bisa bertahan sampai sebesar ini, dan baik-baik saja. Mengingat awal kelahirannya yang penuh drama dan air mata. Riwayat kelahiran dengan jantungnya yang bocor saja sudah cukup memukul perasaan, ditambah dengan kenyataan pahit, Faiz didiagnosa Down Syndrome. Entah berapa banyak teman-teman kecil seperjuangannya yang telah berpulang. Namun, Faiz tetap bertahan. Untuk lebih lengkapnya, yuk, mengenal Faiz, model cilik lewat penuturan Sri Rahayu, Sang Bunda. Wanita berhijab ini adalah seorang penulis, blogger dan vlogger yang cukup lama berkecimpung di dunia maya.   Sosok Faiz yang rapuh di awal kelahiran (doc Bunda Faiz) Awal Kelahiran Yang Penuh Ujian Hari itu, 11 Januari 2018, hari yang tak