Amilia Agustin, Ratu Sampah Sekolah (Foto : instagram @amiliaagustin) |
Menumpuknya sampah di sejumlah titik di Kota Bandung menimbulkan kegelisahan tersendiri bagi seorang remaja berseragam putih biru, Amilia Agustin. Kegelisahan ini pula yang membuatnya tergerak untuk melakukan sesuatu, yang kemudian mengantarkannya menjadi Ratu Sampah Sekolah.
Tumbuh sebagai mojang Bandung, Ami, demikian nama panggilan remaja kelahiran 20 April 1996 ini, sungguh tak rela jika sampah yang menumpuk, mengubah citra Kota Kembang yang indah menjadi hancur. Namun, kenyataannya itulah yang ditemuinya hampir setiap hari saat berangkat ke sekolah.
Salah satu titik gunungan sampah yang membuatnya prihatin, berada di pusat kota, Tegalega. Tempat dimana Monumen Bandung Lautan Api, ikon kotanya berada. Lokasi yang tak begitu jauh dari sekolahnya saat itu.
Menyadari rasa prihatin saja tidaklah cukup, Ami memutuskan untuk bergerak. “Bergerak itu harus dimulai dari diri sendiri.” Demikian tuturnya menceritakan awal mula tekadnya untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik dan sehat.
Bersama komunitasnya, Ami berusaha menciptakan lingkungan sekolah yang lebih baik ( Foto: instagram @amiliaagustin) |
Ketika menyadari bersama-sama akan lebih mudah dan lebih luas manfaatnya, Ami kemudian mengajak teman-temannya untuk sama-sama bergerak dari lingkungan yang terdekat. Yaitu lingkungan sekolah.
Dengan mengajukan proposal Karya Ilmiah Remaja “Go To Zero Waste School” kepada Program Young Changemakers dari Ashoka Indonesia, pelajar kelas 8 ini berharap impiannya untuk menciptakan lingkungan yang bersih akan terwujud.
Proposal itu ternyata disetujui, dengan dana operasional sebesar 2,5 juta Ami bersama teman-temannya di SMPN 11 Bandung, mulai mengolah limbah menjadi barang yang bermanfaat dengan mengusung tema “Go To Zero Waste School”.
Hal ini tentu tak luput
dari dukungan pihak sekolah yang memberikan ruang kreasi dan berdaya bagi anak didiknya, yang memberikan citra positif bagi sekolah, dan menjadi ikon sekolah sehat di Bandung. Ami kemudian mengajak teman-teman di sekolah-sekolah lain untuk menciptakan gerakan peduli lingkungan di sekolah masing-masing,
Ada empat bidang pengelolaan sampah yang dilakukan Ami, dkk. Yaitu :
Pengelolaan Sampah Organik
Tumpukan sampah organik yang mulanya menimbulkan aroma tak sedap, dikelola hingga menjadi pupuk organik yang memiliki daya jual tinggi.
Pengelolaan Sampah Anorganik
Dari sampah anorganik, Ami beserta teman-teman menghasilkan tas dari sampah plastik, atau pot bunga dari karet ban bekas.
Pengelolaan Sampah Tetrapak
Sampah-sampah tetrapak yang tak berfaedah disulap Ami dan kawan-kawan menjadi aneka furnitur hingga atap bergelombang yang tentunya memiliki nilai ekonomis.
Pengelolaan Sampah Kertas
Untuk sampah kertas, Ami dan kawan-kawan mengubahnya menjadi buku dan kertas poster.
Hasil kerja keras Ami, dkk ini membuahkan hasil. Tidak hanya mendapatkan lingkungan sekolah yang bersih dan sehat, melainkan juga menghasilkan rupiah dengan menggerakkan ekonomi kreatif masyarakat melalui pemberdayaan SDM.
Peduli Sampah, Peduli Lingkungan
Menjadi Ratu Sampah Sekolah, mengkampanyekan lingkungan sekolah yang sehat dan bersih (Foto: instagram @amiliaagustin) |
Tidak berhenti hanya di lingkungan sekolah Ami dan komunitasnya bergerak menyentuh masyarakat luas. Salah satunya dengan memberikan penyuluhan. Pesan-pesan peduli lingkungan pada anak-anak sekolah ini dikemas dengan gaya bercerita yang menarik dengan menggunakan gambar poster bertema lingkungan.
Harapan Ami, anak-anak yang dibimbingnya kelak akan tumbuh menjadi pribadi-pribadi dewasa yang peduli akan lingkungan dan tergerak untuk mengelola sampah pribadi dengan lebih baik.
Upaya yang dilakukan terus-menerus secara konsisten oleh Ami dan komunitasnya baik dalam mengelola sampah ataupun kampaye peduli lingkungan dan peningkatan SDM melalui ekonomi kreatif yang ditawarkannya, membuat remaja itu meraih berbagai penghargaan.
Sebagai salah satu kandidat termuda, Ami berhasil meraih penghargaan yang digagas oleh ASTRA Internasional, Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards 2010.
Amilia Agustin, terus bergerak memberikan yang terbaik bagi lingkungan. (Foto : instagram @amiliaagustin) |
Seolah tak terhentikan, Ami terus bergerak. Ketika menjadi mahasiswa Udayana Bali, Ami memboyong gagasannya dan aktif turun menyapa masyarakat di desa-desa. Baik memberikan penyuluhan, maupun pendampingan agar masyarakat aktif mengelola sampah dan limbah hingga bisa membangkitkan ekonomi kreatif warga setempat.
Maka tak salah, jika
Amilia Agustin dinobatkan menjadi Ratu Sampah Sekolah. Sosok muda yang memberikan
sumbangsih besar bagi lingkungan dan menggerakkan roda ekonomi. Membuat sampah
yang tak sedap dan mengganggu lingkungan, menjadi pundi-pundi rupiah dan
memiliki nilai ekonomis, bermula dari lingkungan sekolah.
Komentar
Posting Komentar
Terima kasih sudah memberi komentar terbaik. Ditunggu kunjungan berikutnya.
Salam hangat ... :)