|
Tips Menyembuhkan Luka Batin (Foto : Unsplash) |
Tulisan ini merupakan kelanjutan dari tulisan sebelumnya, yaitu : Ciri dan Karakteristik Orang Yang Terluka . Sama-sama saya ambil dari buku Dalam Dekapan Ukhuwah, karya Salim A Fillah.
Landak Penyebar Duri
Kita sungguh tahu, dalam interaksi sosial yang kita jalani, secara sadar atau tidak, setiap orang memiliki, dan menciptakan masalah. Namun ada orang-orang tertentu yang memiliki sifat seperti seekor landak. Kenapa landak?
"Semua orang tahu," tutur Richard S. Gallagher dalam What to Say to A Cus, "Bahwa landak itu berduri. Yang kurang banyak diketahui adalah bahwa di antara landak-landak itu ada jenis yang suka menebarkan durinya untuk menyakiti sesama makhluk."
Itulah para landak penyebar duri.
Dalam sejarah Islam, landak penyebar duri ini kita jumpai dalam sosok, Abu Lahab, paman Rasulullah Saw sendiri. Kebenciannya yang mendalam terhadap pembawa kebenaran dan mengajak kepada kebaikan, menjerumuskannya kedalam kebinasaan. Namanya diabadikan dalam Al Qur'an bersama sang istri, si pembawa kayu bakar. QS. Al Lahab. Api yang bergejolak. Nauzubillah min dzalik.
Bagaimana karakter para landak penyebar duri ini dalam kehidupan kita sekarang?
Saat berjalan beriringan, mereka tidak ikut membantu memikul beban kita. Kadang mereka membuat beban yang ada menjadi lebih berat dari seharusnya. Dan sering juga durinya tanpa sengaja -- atau disengaja-- menusuk dan menyakiti kita. Membuat kita lumpuh dan jatuh.
Para penebar duri seolah tercipta untuk menghalangi orang yang ingin maju atau mendaki ke titik yang lebih tinggi. Mereka tak suka pada cita-cita tinggi. Mereka benci pada orang yang mengajak manusia untuk memperbaiki diri.
Nauzubillah, semoga kita terhindar dari sifat seperti landak penyebar duri.
Lalu, bagaimana sikap kita bila berada dalam lingkungan para penyebar luka?
- Hilangkan rasa buruk sangka
Buruk sangka adalah awal dari rusaknya sebuah hubungan. Baik dengan sesama, terutama dengan Sang Khalik.
Prasangka baik akan membuat kita memandang orang lain dari sisi terbaik yang mereka miliki. Mempercayai yang terbaik dalam diri seseorang, akan mengeluarkan yang terbaik dari mereka.
Sementara itu, dalam Hadits Qudsi yang diriwayatkan Ibnu Majah, Allah berfirman, "Sesungguhnya Aku, ada di sisi prasangka hambaKu pada diriKu."
Tugas kita adalah berbaik sangka.
Bahwa yang seringkali kita anggap musibah, mungkin saja bukan musibah itu sendiri.
Bahwa yang kita anggap penderitaan, bisa jadi pertolongan Allah dari jalan yang tidak sangka-sangka.
Bahwa mereka yang secara zhahirnya akan menyakiti, bisa jadi punya niat mulia di dalam hatinya.
Bahwa kalaupun niatnya tak suci, kita tetap mendapatkan kebaikannya.
Dengan prasangka baik.
Meski sulit, memaafkan itu menyembuhkan. Memaafkan membuat ganjalan di hati kita terangkat, dan meluruhkan segala kepahitan di dalamnya.
"Dia yang tak mampu memaafkan kesalahan orang lain," demikian dikatakan oleh George Herbert, "Telah menghancurkan jembatan yang seharusnya dia lalui sendiri."
Selalu ada pilihan saat berbicara dengan seseorang. Pilihan untuk memenangkan pendapat kita, atau memenangkan hatinya.
Kemampuan kita mengenal diri dengan baik, menentukan apa yang kita lihat, apa yang kita dengar dan rasakan, yang pada akhirnya menentukan respon kita terhadap orang lain.
Bukankah teko hanya mengeluarkan apa yang ada di dalamnya? Jika kebaikan, maka hanya kebaikanlah yang keluar.
Mengenal diri dengan baik membuat kita mudah menerima masukan, atau menilai sesuatu secara adil, sehingga menimbulkan rasa nyaman dan tidak menggantungkan kebahagiaan pada sikap orang lain.
- Doa agar terhindar dari membenci sesama muslim.
Karena luka itu bisa memicu kebencian, seperti yang terjadi pada Abdullah bin Ubay dan orang-orang munafik, maka jangan melupakan doa yang diajarkan Allah kepada kita.
"Dan janganlah Engkau jadikan ada rasa ghill di hati kami kepada orang-orang beriman, wahai Rabb kami. Sesungguhnya Engkau Mahalembut lagi Maha Penyayang."
Demikian tips menghadapi orang-orang yang berkarakter seperti landak.
Semoga kita diberi kekuatan untuk tetap menjadi pribadi yang lebih baik dan terhindar dari keburukan sikap yang bisa melukai sesama. Aamiin
kalo bicara hati dan perasaan tdk pernah ada ujungnya 🙏, untuk berprasangka baik kepada orang yg pernah menyakiti hati dan melukai perasaan ini nampaknya berat banget ya
BalasHapusBener banget. Butuh perjuangan keras.
Hapus