Langsung ke konten utama

8 Fakta Menarik Papua Yang Bikin Tercengang

Keindahan Papua sangat memikat (Foto : Unsplash)


Saya sering menulis cerpen lokalitas dengan setting Papua. Alasannya karena Papua  itu eksotis. Juga amat cantik. Banyak hal yang membuat saya terkejut setelah mengetahui fakta menarik pulau yang berada di ujung timur wilayah Indonesia ini.

Bahwa pulau ini merupakan salah satu pulau terbesar di dunia saja rasanya sudah bangga. Begitu juga dengan keberadaan gunung Jayawijaya yang selalu berselimut salju, khatulistiwa rasa Eropa. Ehehehe...

Semakin banyak informasi yang saya baca tentang Papua, rasanya semakin menarik saja.

Berikut beberapa hal menarik tentang Papua

1.       Memiliki keragaman penduduk

Sebagian kita mungkin tak percaya, namun ternyata penduduk asli Papua itu ramah lho. Keramahan itu justru menjadi ciri khas yang menyebabkan banyak pendatang, terutama dari Sulawesi, Maluku dan Jawa yang memutuskan untuk menetap dan berbaur dengan masyarakat setempat.  Data menyebutkan 48% penduduk Papua adalah para pendatang.

Keindahan biota laut di Kepulauan Raja Ampat (Foto : Unsplash)


Tak heran jika kepulauan cantik dengan biota lautnya yang memesona termasuk daerah yang kerap dikunjungi pendatang. Ini berlangsung sejak ratusan tahun silam.

Itu sebab penduduk Kepulauan Raja Ampat, terutama Pulau Salawati, tadinya, mayoritas muslim. Mereka berasal dari Kerajaan Ternate yang memutuskan menetap di Sorong, Papua Barat.

 2.       Keragaman Suku Papua

Papua juga memiliki suku yang beragam. Diperkirakan ada sekitar 255 suku dengan kebudayaan dan bahasa masing-masing. Bukan main. Ini wajar sih jika melihat kondisi geografis pulau Papua yang memiliki begitu banyak lembah serta pegunungan yang tinggi. Begitu juga hutan hujan tropis yang lebat, yang memagari satu suku dengan suku yang lainnya. Karenanya, penyebaran penduduk di Papua tidak merata.

Di antaranya, ada suku Asmat yang terkenal dunia internasional dengan seni ukirnya yang tinggi. Suku Dani yang berdiam di Lembah Baliem dan mendiami  pegunungan Jayawijaya serta hidup dari hasil pertanian.  Ada juga suku Korowai yang hidup dengan cara berburu dan berdiam di atas pohon. Serta suku Muyu, suku pedalaman yang sangat menghargai pendidikan.

 3.       Kaya akan ragam bahasa

Dengan kondisi alam yang penuh lembah dan pegunungan, ratusan suku dari penduduk asli Papua memiliki cara berkomunikasi yang khas. Masing-masing suku memiliki dan menggunakan bahasa sendiri.  Menurut para ahli bahasa, setidaknya ada 300 bahasa yang ada di Papua. Seperlima dari jumlah bahasa di dunia. Amazing nggak sih ?

Karena itulah untuk menumbuhkan rasa persatuan dan menghindari konflik, bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa sehari-hari. Ini membantu menciptakan perdamaian antar suku di Papua.

 4 .       Memiliki Batik Khas Papua

Seni batik Papua mulai dikenal dunia dengan motifnya yang unik (Foto : Intisari.id)


Kita tahu, Papua terkenal dengan seni ukir  yang eksotis. Seni ukir ini  merupakan bentuk ungkapan sakral masyarakat asli Papua yang berkaitan dengan arwah leluhur. Dalam perkembangannya, seni ukir ini kini dapat kita nikmati dalam bentuk dua dimensi. Dengan menggunakan kain, masyarakat Papua mulai melukiskan keindahan Papua melalui seni membatik.

Maka tidak heran motif-motif  dalam batik khas Papua memiliki makna tersendiri yang berkaitan dengan kepercayaan masyarakat.  Selain memuat makna sakral, motif batik ini juga dipengaruhi oleh kondisi alamnya dan, pastinya, burung Cendrawasih, sebagai ikon khas pulau yang kerap disebut Tanah Mutiara Hitam.

 5.       Ritual Bakar Batu

Keunikan lainnya, ternyata orang-orang Papua suka mengadakan pesta. Mereka memiliki tadisi bakar batu atau barapen.  Bakar batu ini  merupakan salah satu metode memasak yang masih dilestarikan orang Papua.  Biasanya untuk  mengungkapkan rasa syukur dan menjalin silaturahmi dengan sanak keluarga.

Caranya dengan membakar batu yang berasal dari sungai dan disusun, di atasnya diletakkan bahan makanan yang sudah dibungkus daun sebelum ditimpa batu lagi di atasnya. Biasanya waktu yang dibutuhkan untuk ritual bakar batu ini sekitar 4 jam. 

 6.       Tradisi MOP

Tradisi bertutur di kalangan masyarakat Papua ini  merupakan warisan Belanda yang diadopsi dari perayaan tahunan orang-orang Eropa, yaitu April  MOP.   MOP kemudian menjadi salah satu ajang komunikasi yang efektif bagi  masyarakat Papua. Ketika MOP berlangsung masing-masing orang secara bergiliran menceritakan lelucon-lelucon yang menyegarkan suasana.

 7.       Tradisi memumikan jenazah

Mumi Papua (Foto : Hari Suroto/
Balai Arkeologi Papua)

Salah satu keunikan masyarakat Papua adalah budaya memumikan jenazah yang dilakukan secara turun temurun. Yup, tidak hanya ada di Mesir, tetapi di Papua juga ada tradisi memumikan jenazah.

Setidaknya ada lima suku di Papua yang memiliki tradisi ini. Yaitu, suku Mek, suku Dani, suku Moni, Suku Mee dan suku Yali.

Tentu saja tidak semua jenazah dijadikan mumi, hanya orang-orang terpilih yang dianggap berjasa bagi sukunya yang akan dijadikan mumi. Seperti misalnya kepala suku, panglima perang atau tokoh yang dihormati suku tersebut.

Proses pengawetan jenazah atau mumi ini merupakan proses yang panjang dan hanya dilakukan oleh orang-orang  yang khusus menangani mumi. Proses pemumian  ini diawali dengan menyiapkan tempat khusus hingga menyiapkan bahan bakar. Pada prosesnya mayat diasapkan dengan menggunakan kayu.

Proses pengasapan ini berlangsung lama, ditandai dengan menggunakan babi yang baru lahir sebagai  tanda waktu, dan berakhir ketika babi tersebut sudah memiliki taring. Lalu setelahnya dilakukan upacara untuk memandikan petugas. Proses selanjutnya adalah pelepasan mumi ditandai dengan mengalungkan ekor babi ke leher mumi. Lalu diakhiri dengan pesta bakar batu atau barapen.

Berbeda dengan proses pemumian suku lainnya, suku Mek  melakukan pemumian secara alami dengan meletakkan jenazah dengan posisi duduk  di atas pohon  selama satu tahun. Cuaca yang dingin di atas pohon akan membuat jenazah awet secara natural.  Setelah setahun, mumi akan diletakkan di dalam gua.

 8.      Papua kini bukan lagi suku tertinggal di Indonesia

Panjangnya sejarah yang dimiliki Papua dengan berbagai interaksi dengan para pendatang juga didukung dengan kemajuan teknologi informasi  membuat Papua tidak lagi menjadi masyarakat yang tertinggal. Kemudahan mengakses jaringan internet, membawa angin segar bagi masyarakat Papua.

Banyak talenta yang muncul dan menjadi bagian penting, khususnya bagi dunia hiburan tanah air, yang lahir dari bumi Cendrawasih ini. Sebut saja Ari Silasahe, pemilik rumah produksi Alenia Pictrure yang merupakan putra daerah. Begitu juga Edo Kondolangit, putra Sorong yang memiliki suara yang menggetarkan. Masih banyak deretan selebriti tanah air yang memiliki talenta luar biasa yang berasal dari tanah Papua.

Nah,  itu baru sebagian dari fakta-fakta menarik masyarakat Papua. Selain hal di atas tentu masih banyak lagi yang bisa kita temukan.  Jika kitorang tak kenal, maka tak sayang. Semoga informasi ini bermanfaat.

 

 


 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Akademia LEAD by IndiHome, Solusi Untuk Anak Yang Hobi Game Online

Pentingnya pengasuhan anak agar cerdas bergame online (Foto : Pixabay) Dear Mom, pusing nggak sih melihat anak-anak nge-game online melulu? Sepertinya ini problem yang dimiliki hampir semua orang tua yang memiliki anak usia sekolah. Persoalan ini makin rumit karena pada akhir-akhir ini sistem pembelajaran jarak jauh kembali diberlakukan di beberapa wilayah. Berdalih untuk memudahkan proses belajar, anak-anak memiliki keleluasaan untuk berlama-lama menggunakan gawai. Terlebih jika tersedia jaringan internet cepat di rumah, oh, tentu membuat anak-anak senang menghabiskan waktu untuk bergame ria. Dengan catatan, hal itu terjadi jika orang tua tidak peduli dengan kegiatan anaknya selama di rumah. Beberapa waktu yang lalu, saya sempat berbincang dengan seorang teman, seorang ibu yang berprofesi sebagai   praktisi pendidikan, Lita Edia. Beliau mengatakan, bahwa kita tidak bisa menahan kemajuan teknologi yang mengubah kehidupan kita. Kita tidak bisa membalikkan zaman, tetapi kita bi...

Cerahkan Desember Dengan Satu Klik, Bikin Semua Lebih Asyik

  Aplikasi terbaru myIndiHome, memudahkan pengguna internet (Foto : Fixabay) Desember tahun ini diawali dengan banyak peristiwa heboh yang menguras emosi dan menimbulkan kesedihan mendalam. Dari kasus bunuh diri seorang mahasiswi di samping kuburan ayahnya yang melibatkan seorang oknum polisi. Kasus yang akhirnya terungkap akibat kegaduhan netizen di media sosial. Sayangnya, keadilan tidak bisa menyelamatkan korban yang telanjur putus asa dan memilih mengakhiri hidupnya. Kesedihan di dunia maya belum sepenuhnya hilang, disusul peristiwa meletusnya gunung tertinggi di Pulau Jawa, Gunung Semeru. Terlalu mengejutkan rasanya. Tidak ada yang bisa mencegah peristiwa alam sehebat gunung meletus, hanya saja kita masih bisa berdoa, semoga erupsi gunung ini tidak terlalu banyak memakan korban jiwa, dan masyarakat bisa segera pulih dan beraktivitas seperti biasa. Tentunya ini memerlukan bantuan dan dukungan semua pihak. Selain peristiwa di atas, ada satu peristiwa yang cukup mempengar...

Faiz, Anak Down Syndrome yang Berbakat Jadi Model Cilik.

  Menjadi model dalam balutan beskap produk khas Lelaki Kecil Saya tidak pernah menyangka, Faiz, putra ke-3 Mbak Sri Rahayu akan tumbuh sehat, ceria, penuh percaya diri dan menggemaskan, seperti yang tampak dalam foto-foto yang kerap diunggah ibunya ke media sosial. Saya bahkan hampir tak percaya, ia bisa bertahan sampai sebesar ini, dan baik-baik saja. Mengingat awal kelahirannya yang penuh drama dan air mata. Riwayat kelahiran dengan jantungnya yang bocor saja sudah cukup memukul perasaan, ditambah dengan kenyataan pahit, Faiz didiagnosa Down Syndrome. Entah berapa banyak teman-teman kecil seperjuangannya yang telah berpulang. Namun, Faiz tetap bertahan. Untuk lebih lengkapnya, yuk, mengenal Faiz, model cilik lewat penuturan Sri Rahayu, Sang Bunda. Wanita berhijab ini adalah seorang penulis, blogger dan vlogger yang cukup lama berkecimpung di dunia maya.   Sosok Faiz yang rapuh di awal kelahiran (doc Bunda Faiz) Awal Kelahiran Yang Penuh Ujian Hari itu, 11 Januari 2018, hari...