Ruwi Meita, Penulis Thriller Indonesia yang mulai go international
Ruwi Meita, Penulis Thriller Indonesia yang mulai go international
Sahabat Moma, duluuu,
pertama kali bergabung di kelas menulis asuhan Bun Nurhayati Pujiastuti,
Penulis Tangguh, saya tak menyangka bakal bertemu –setidaknya di dunia maya—dengan sosok
mengagumkan, bertalenta tapi rendah hati, Ruwi Meita. Seorang penulis thriller dan suspense yang selalu sukses membuat bulu kuduk merinding.
Bila pada masa awal
menulis di kelas -- akhir tahun 2012--, saya pontang-panting mengikuti maunya Bun Nur, tidak demikian
dengan teman saya yang satu ini. Tiap tantangan yang diberikan di dalam kelas,
selalu dikerjakan dengan baik dan selalu
menimbulkan decak kagum.Tinggallah saya dan beberapa teman yang harus
jatuh-bangun, tertatih-tatih mengikuti.
Saya pikir semua yang
ada di dalam kelas Penulis Tangguh sama dengan saya, belajar menulis cerpen
dari NOL. Ternyata saya salah, Sodara-sodara.
Ruwi Meita mulai belajar
menulis sejak SMA di Bengkel Sastra (program penulisan untuk murid-murid SMA)
yang diadakan oleh Balai Bahasa Yogyakarta. Di sana dia mulai belajar menulis
cerpen di bawah asuhan Agus Noor dan Sri Hardjanto Sahid. (Pantesan aja kan,
tulisannya bikin melongo sejak awal jumpa di kelas)
Pada tahun 2002 lewat
penerbitan indie, Ruwi Meita membuat antologi Cerpen “Mari Mengutuk Laki-Laki” dengan nama pena Ludriatin. Selain itu
dia mulai mengirimkan cerpen-cerpen di media antara lain.
Laki-Laki
Penghuni Danau (Koran Tempo)
Anakku Matahari (Femina)
Kursi Malas
Selena (Femina)
Ketika Sasi
Bertanya (Femina)
Being Me (Kawanku)
Kesepakatan di
Musim Panas (HAI)
Purnama di Pura
Besakih (Gadis)
Ritual Petang (Femina)
Pemutar Aroma (Femina)
Tarian Hujan (Cerber Femina)
Menghidu Aroma (Femina)
Karir menulisnya beralih
ke novel sejak tahun 2005 dengan menulis novel-novel yang diadaptasi dari layar
lebar antara lain
1.
Dara Manisku
2.
Missing
3.
Rumah Pondok Indah
4.
Hantu Bangku Kosong
5.
Terowongan Casablanca
6.
Pocong 3
7.
Angker Batu
8.
Kekasih
9.
Tri Mas Getir
10. Sepuluh
11. Gunung Kawi
Setelah menulis novel-novel
adaptasi, ia mulai menulis karya mandirinya antara lain :
1.
Rumah Lebah : Rahasia Wajah-Wajah Asing
2.
Sex On Chatting
3.
The Apuila’s Child
4.
Kaliluna :Luka di Salamanca
5.
Kamera Pengisap Jiwa
6.
Cruise Chronicle
7.
Misteri Patung Garam
8.
Garam (terjemahan ke bahasa Melayu novel Misteri Patung Garam)
9.
The Days of Terror
10.
Alias
11.
Misteri Bilik Korek Api (ini yang terbaru loh..)
Ruwi Meita ini juga merupakan salah satu penulis favorit saja lho,
alasannya, karena di antara sekian penulis, novel-novelnya selalu membuat saya
ketagihan membaca. Terutama novel-novel thrillernya.
Didukung riset yang dalam dan serius, Ruwi selalu berhasil menciptakan
ketegangan dalam novel-novelnya. Penceritaan yang mendetil juga membuat
pembacanya seakan menghadapi sendiri suasana mencekam yang ada di dalam
novelnya.
Nggak percaya?
Baca saja sendiri. Kebetulan, ada nih buku teranyarnya yang baru saja
terbit. Misteri Bilik Korek Api.
Oya, novel-novel Ruwi Meita, meskipun bergenre thriller dan suspense, aman
dibaca oleh remaja kita. Karena ibu dua anak ini sangat berhati-hati memasukkan
adegan agar tidak ada yang melanggar norma susila.
Mengenal sosok Ruwi
Meita yang humanis n so cool ini
tentunya membuat saya kecipratan rezeki.
Betapa tidak, penulis yang aktif dalam grup penulisan PENULIS TANGGUH di
bawah asuhan Nurhayati Pujiastuti dan juga mengasuh kelas menulis novel online
KEEP CALM AND FINISH YOUR NOVEL. Tempat saya banyak belajar tentang cara
menulis yang baik dengan pengalaman dan ilmunya yang segudang banyaknya.
Ah, ya, ia percaya berbagi dengan orang-orang yang
berminat dalam dunia penulisan merupakan kebahagiaan tersendiri. Untuk itu ia
juga mendirikan sebuah komunitas yang belajar untuk mencintai membaca dan
menulis di Ponorogo yaitu Komunitas Literasi Indonesia Ponorogo (KLIP).
Ssst, mau tahu
penghargaan yang diraihnya sampai saat ini? Nah ini dia...
1.
Juara Pertama Lomba Novelet Fiksi Fantasi Diva Press 2013 untuk
noveletnya yang berjudul The Apuila’s
Child
2.
Juara Pertama lomba cerpen Kompetisi Tulis Nusantara 2014 yang diadakan
KEMENPAREKRAF untuk cerpen berjudul Pulung
Gantung
3.
Juara tiga sayembara cerpen Femina 2014 untuk cerpen berjudul Pemutar Aroma
4. Juara
tiga sayembara cerpen Femina 2016 untuk cerpen berjudul Menghidu Aroma
Kerennya lagi, Ruwi Meita tidak
membatasi dirinya dalam menulis satu genre saja. Baginya melompat-lompat dari
genre satu ke genre lain adalah sebuah petualangan yang menantang. Untuk itu
dia mulai belajar untuk menulis skenario film animasi.
Tidak mengherankan bila ia pun
piawai menulis skenario film animasi untuk beberapa studio animasi antara lain Diva Series (Studio Kestari) dan Uwa and Friends (Studio Hicca). Film
pendek animasi yang ditulisnya berjudul Through
Her Eyes (Studio Hicca Animation).
Keren banget kan teman saya ini.
Makanya jangan heran kalau saya pun terbawa-bawa keren. Karena kekerenan itu
menular. *aissshh...
Bagi yang ingin mengenal lebih dekat
sosok penulis yang memiliki hobi renang dan yoga ini, sok atuh meluncur ke akun
Fbnya Ruwi Meita. Akun Ig @ruwimeita
Komentar
Posting Komentar
Terima kasih sudah memberi komentar terbaik. Ditunggu kunjungan berikutnya.
Salam hangat ... :)