Langsung ke konten utama

Kejadian-kejadian Unik Bersama Si Kecil : Keracunan Es Krim!


Keracunan akibat Es Krim, mungkinkah?


Selalu saja ada hal-hal ajaib ketika membersamai buah hati. Berikut ini salah satu keunikan yang saya alami bersama Si Kecil, Zidna. Termasuk keracunan.
Nah, Bunda, selamat membaca...


Keracunan




            “Keracunan ASI?”
            Mataku dan suamiku saling tatap tak percaya. Kemudian mata kami secara otomatis berpindah antara menatap dokter cantik yang ada di hadapan kami dan bayi mungil yang berada dalam pangkuanku. Bila saja yang kami hadapi bukanlah dokter langganan, pasti kami akan menolak mentah-mentah hasil diagnosanya.

            Alangkah sulit mempercayai diagnosa dokter yang mengatakan bahwa bayi kami mengalami keracunan yang disebabkan oleh ASI. Aku telah menyusui kakak-kakaknya, dan mereka baik-baik saja. Lantas apa sebab bayi terakhirku ini mengalami keracunan akibat meminum air susu yang dikeluarkan oleh ibu kandungnya sendiri?

            Aku ingin menolak kenyataan itu. Namun, warna kuning di tubuh bayiku tak bisa kuingkari. Warna kuning ini terjadi akibat penumpukan bilirubin pada dan membuat warna kuning di kulit bayiku kian bertambah pekat. Sebagai ibu dari beberapa orang anak yang beranjak remaja, aku tahu, warna kuning pada bayi bisa hilang dengan sendirinya. Asal bayi kerap disusui dan dijemur di tengah hangatnya mentari pagi. 

            Faktanya bayiku suka sekali menyusu dan air susuku berlimpah. Sementara untuk urusan menjemur bayi, dengan kesadaran seorang ibu, aku melakukannya setiap pagi. Lahir di tengah musim kemarau membuat cahaya berlimpah sepanjang hari. Aku tak kesulitan menjemurnya setiap pagi.

Namun, tubuhnya semakin kuning. Mau tak mau aku harus menerima pendapat dokter tersebut. Ditambah informasi yang kami peroleh via internet, bahwa dalam kondisi tertentu, ASI bisa menjadi racun bagi sang bayi. Dengan berat hati aku memutuskan mengikuti saran dokter, untuk menghentikan sementara pemberian ASI pada bayiku, hingga tubuhnya siap menerima ASI. Dan memberinya susu formula.

Perlahan-lahan kondisi bayiku membaik. Hingga beberapa minggu kemudian tubuhnya tidak lagi terlihat kuning. Yakin dengan kondisi tubuhnya, kemudian secara bertahap aku pun kembali memberinya ASI dan mengurangi pemberian susu formula.
 
 



Kejadian itu persis tiga tahun yang lalu.
Tadi malam, tepat di hari ulang tahunnya yang ketiga, Zidna kembali membuatku panik. Ia muntah-muntah dan buang air besar sepanjang malam. Aku berpikir ia terserang penyakit muntaber. Penyakit yang amat mudah merengut nyawa balita.

Tanpa membuang waktu kami membawanya ke dokter langganan. Dokter cantik itu pun kembali bertanya.

“Apa yang Zidna makan kemarin?”
“Biasa aja, Dok. Pagi dan siang makan nasi. Malamnya makan bubur seperti biasa.”
“Selain itu?” tanya Bu Dokter sambil terus memeriksa Zidna.
“Makan buah lengkeng. Eng..., dan es krim.”
“Es krim buatan sendiri atau beli?”
“Beli. Tapi kami membeli es krim bukan di tempat biasanya.”
“Ini yang kena pencernaannya, Bu. Kemungkinan es krim-lah penyebabnya.”
“Maksud Bu Dokter, Zidna keracunan es krim?” Aku menatap setengah tak percaya. Aku teringat, tadi malam aku lupa mencek tanggal expired es krim tersebut. Mungkinkah karena kecerobohanku itu? Duh...

“Itu yang paling mungkin. Selain itu, es krim yang sering mengalami penurunan suhu dan mencair akibat mati listrik yang lama, gampang menjadi rusak dan dimasuki bakteri dan kuman. Beberapa kasus yang saya tangani, anak-anak sering keracunan akibat makan es krim yang sudah tidak layak.” Ujar Bu Dokter sambil menulis resep.

Aku hanya bisa terdiam. Dan menatap Zidna yang tampak lemas dengan perasaan campur aduk. Antara takjub juga prihatin sekaligus cemas. Zidna, Zidna, keracunan kok sama hal yang tak lazim. Dulu keracunan ASI, sekarang keracunan es krim.

*
            Semoga pengalaman ini bermanfaat bagi para bunda semua. Terima kasih sudah berkunjung.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Akademia LEAD by IndiHome, Solusi Untuk Anak Yang Hobi Game Online

Pentingnya pengasuhan anak agar cerdas bergame online (Foto : Pixabay) Dear Mom, pusing nggak sih melihat anak-anak nge-game online melulu? Sepertinya ini problem yang dimiliki hampir semua orang tua yang memiliki anak usia sekolah. Persoalan ini makin rumit karena pada akhir-akhir ini sistem pembelajaran jarak jauh kembali diberlakukan di beberapa wilayah. Berdalih untuk memudahkan proses belajar, anak-anak memiliki keleluasaan untuk berlama-lama menggunakan gawai. Terlebih jika tersedia jaringan internet cepat di rumah, oh, tentu membuat anak-anak senang menghabiskan waktu untuk bergame ria. Dengan catatan, hal itu terjadi jika orang tua tidak peduli dengan kegiatan anaknya selama di rumah. Beberapa waktu yang lalu, saya sempat berbincang dengan seorang teman, seorang ibu yang berprofesi sebagai   praktisi pendidikan, Lita Edia. Beliau mengatakan, bahwa kita tidak bisa menahan kemajuan teknologi yang mengubah kehidupan kita. Kita tidak bisa membalikkan zaman, tetapi kita bi...

Cerahkan Desember Dengan Satu Klik, Bikin Semua Lebih Asyik

  Aplikasi terbaru myIndiHome, memudahkan pengguna internet (Foto : Fixabay) Desember tahun ini diawali dengan banyak peristiwa heboh yang menguras emosi dan menimbulkan kesedihan mendalam. Dari kasus bunuh diri seorang mahasiswi di samping kuburan ayahnya yang melibatkan seorang oknum polisi. Kasus yang akhirnya terungkap akibat kegaduhan netizen di media sosial. Sayangnya, keadilan tidak bisa menyelamatkan korban yang telanjur putus asa dan memilih mengakhiri hidupnya. Kesedihan di dunia maya belum sepenuhnya hilang, disusul peristiwa meletusnya gunung tertinggi di Pulau Jawa, Gunung Semeru. Terlalu mengejutkan rasanya. Tidak ada yang bisa mencegah peristiwa alam sehebat gunung meletus, hanya saja kita masih bisa berdoa, semoga erupsi gunung ini tidak terlalu banyak memakan korban jiwa, dan masyarakat bisa segera pulih dan beraktivitas seperti biasa. Tentunya ini memerlukan bantuan dan dukungan semua pihak. Selain peristiwa di atas, ada satu peristiwa yang cukup mempengar...

Faiz, Anak Down Syndrome yang Berbakat Jadi Model Cilik.

  Menjadi model dalam balutan beskap produk khas Lelaki Kecil Saya tidak pernah menyangka, Faiz, putra ke-3 Mbak Sri Rahayu akan tumbuh sehat, ceria, penuh percaya diri dan menggemaskan, seperti yang tampak dalam foto-foto yang kerap diunggah ibunya ke media sosial. Saya bahkan hampir tak percaya, ia bisa bertahan sampai sebesar ini, dan baik-baik saja. Mengingat awal kelahirannya yang penuh drama dan air mata. Riwayat kelahiran dengan jantungnya yang bocor saja sudah cukup memukul perasaan, ditambah dengan kenyataan pahit, Faiz didiagnosa Down Syndrome. Entah berapa banyak teman-teman kecil seperjuangannya yang telah berpulang. Namun, Faiz tetap bertahan. Untuk lebih lengkapnya, yuk, mengenal Faiz, model cilik lewat penuturan Sri Rahayu, Sang Bunda. Wanita berhijab ini adalah seorang penulis, blogger dan vlogger yang cukup lama berkecimpung di dunia maya.   Sosok Faiz yang rapuh di awal kelahiran (doc Bunda Faiz) Awal Kelahiran Yang Penuh Ujian Hari itu, 11 Januari 2018, hari...