Tidak semua hal buruk betul-betul buruk adanya. Ada kalanya, dari hal-hal buruk yang kita temui dalam kehidupan, berbuah manis.
Seperti cerita berikut...
Mendadak Drama
Oleh : Liza P Arjanto
“Pertempuran dimulai...” Kalimatku
langsung disambut pekik semangat anak-anakku. Sebentar saja rumah sudah berubah
menjadi ajang pertempuran yang penuh derai tawa. “Kekacauan” ini akan
berlangsung beberapa menit saja
Tak selalu aku mensetting ruang tamuku sebagai ajang
pertempuran. Kadang kala aku akan membiarkan mereka memukul sembarang benda
sebagai alat musik. Kadang-kadang juga aku menyuruh anak-anak lomba nyanyi.
Atau paling tidak, aku akan menyetel suara TV dan musik keras-keras.
Alasannya sederhana, agar
anak-anakku tidak mendengar suara-suara mengganggu yang berasal dari sebelah
rumahku.
Memiliki tetangga dekat yang baik
tentu saja merupakan anugerah tak ternilai dalam kehidupan bermasyarakat. Sebab,
mereka-lah keluarga terdekat kita manakala kita berada dalam rantauan.
Bersikap baik merupakan keharusan
agar kita dapat merasakan ketentraman dalam lingkungan tempat tinggal kita. Aku
pun berharap demikian. Namun, kita tak bisa menolak takdir, ketika tetangga
terdekat kita ternyata adalah orang yang berbeda dengan keinginan kita.
Ya, begitulah. Sejak tetangga baru itu
menempati rumah di sebelah rumah kami, suara-suara pertengkaran antara
suami-istri kerap memasuki dinding-dinding rumah kami. Puncaknya adalah ketika
takdir menghendaki mereka bercerai- seperti yang sering diminta si istri dalam
setiap pertengkaran antara mereka. Hanya saja, yang menceraikan mereka adalah
maut.
Dalam kesedihan dan keterkejutan
atas kematian suami, si istri mengalami depresi berat. Dalam depresinya, ia
seringkali berteriak-teriak. Mengeluarkan umpatan-umpatan kasar yang amat tidak
sedap didengar. Selain mengumbar kata makian kasar, ia juga sering mengumbar
umpatan yang tak pantas didengar oleh telinga manapun karena mengandung
kata-kata jorok.
Sebagai seorang ibu, tentu saja aku
gregetan dan cemas melihat dampak suara tersebut pada anak-anakku. Hati ibu
mana yang tak resah melihat ketegangan yang timbul di wajah buah hatinya?
Aku pun mulai menegur tetangga
baruku itu. Tapi teguranku hanya bertahan beberapa menit saja. Begitu aku
kembali ke dalam rumah, sumpah serapahnya kembali memenuhi gendang telinga
kami.
Ketidaknyaman yang kualami juga
dialami tetangga lainnya. Kami pun berinisiatif melapor ke pengurus RT. Namun
pengurus RT angkat tangan, karena beranggapan hal itu adalah tanggung jawab pihak
keluarga yang bersangkutan. Apalagi, dalam berbagai kesempatan, si ibu tetangga
itu menunjukkan sikap yang normal.
Gangguan demi gangguan terus
berlangsung. Bahkan saat tengah malam, kami sering dibuat kaget dengan suara
bantingan pintu secara berulang atau suara gedoran tembok yang mengganggu.
Menghubungi pihak keluarganya pun
pernah juga aku lakukan. Tapi, lagi-lagi pihak keluarga seakan-akan tak mau
tahu. Mungkin, karena mereka tidak mengalami seperti yang kami rasakan.
Kehabisan cara bagaimana mengatasi
suara-suara tak sedap itu, akhirnya aku berusaha mengajak anak-anak untuk tak
lagi mempedulikan suara-suara itu. Setiap kali, terdengar teriakan kemarahan
atau lengkingan yang mengganggu, kami akan melakukan berbagai pertunjukan agar
suara-suara itu tak masuk dalam benak anak-anak dan mengganggu pertumbuhan
mental mereka.
Kadang kala, pada saat-saat
tertentu, kami malah bisa menertawakan suara menyeramkan dari arah sebelah
rumah itu.
“Dengar, sepertinya sedang ada
audisi.”cetus salah seorang anakku.
“Bukan. Ibu itu sedang latihan
drama.” Sanggah adiknya.
Lalu pecahlah tawa mereka. Untuk
beberapa saat mereka menertawakan
pemikiran mereka yang konyol. Lalu kembali tenggelam pada aktivitas mereka
sebelumnya. Pada saat-saat seperti itu, aku diliputi ketenangan. Ibu mana yang
tidak lega melihat senyum yang terbit di wajah buah hatinya?
Namun, harapan
terbesarku adalah, tetanggaku tersebut sembuh dan bangkit dari depresinya yang
berkepanjangan. Semoga...
Tamat.
Komentar
Posting Komentar
Terima kasih sudah memberi komentar terbaik. Ditunggu kunjungan berikutnya.
Salam hangat ... :)